Skip to main content

Posts

Sabda Hujan

sumber:  https://theartofanimation.tumblr.com Pernah kupenggal sulur mimpi yang menjulur di balik kalbu membeku membunuh semua kehendak yang menempel pada batang-batang liar daun berguguran dimana tak teramalkan menggeletak diam, biarkan rebah sebelum kau sapu mimpi di pelataran dadamu. Angin, biarkan membawa diri terbang di antara lamunan menyusuri tikungan mimpi menukik tajam berbalik arah. Tinggalkan sekeping waktu yang gelisah, berserakan dalam setumpuk asa sekian lama mengabu di antara seruan detak jam dan jantung mengeja perubahan desah nafas wajahku-wajahmu yang bercermin di sana. Hujan siang ini, kabarkan sebutir biji yang tak lagi tabah diam menunggu senja untuk tepati janji sendiri. Air membuat kita basah dan melukis tanah dengan kelembutan jiwa yang merajai, agar jelas jika hidup tidaklah kaku kecuali kita gambar dengan tergesa pada sebuah batu.

Sepenggal Rindu

sumber:  weheartit.com Malam itu hening semakin sepi,lisan tak dapat bergeming,saking heningnya hanya putaran jarum jam dinding yang melulu berbunyi,menampak bahwa dia selalu berputar dari detik menjadi menit. Yang ada di benak ku malam itu merindukan sahur bersama malaikat duniaku, kedua orang tuaku di tenggara sana,membangunkan ku di kala jarum jam menunjuk pukul 3,dan teriakan segelintir orang dari tempat yang suci. Suatu ketika hapeku berdering,ternyata ada pesan dari ayah "nak kapan pulang"?kujawab "Insya Allah tanggal 5 karena urusan kuliahku belum selesai" ,saya tau mereka rindu,sayapun merasakan hangatnya rindu itu,perlu di ketahui di rumahku di kampung hanya ada kedua orang tuaku dan adik ku yang masih kelas 5 SD,mereka merasa kesepian sahur hanya bertiga,kakak ku pun sedang studi di melanjutkan kuliahnya. Semua itu akan terobati nanti,dipertengahan sahur. tunggu aku di rumah,aku rindu teras rumah itu

Menunggu Hujan Reda

sumber:  liskfeng.com Ingin memelukmu, tapi hujan belum reda Awan masih menghitam di cakrawala Kutunggu sampai awan itu kembali cerah Untuk merajut asa denganmu kasih Tetap disini,menantimu untuk memadu rindu Meski ada payung yang menghalau mu dari hujan yang belum reda Pakain yang melekat basah oleh hujan yang tak kunjung reda Tetap disini,kedinginan,menunggu kabar dari angin tentang mu Duduk bersila di teras muka rumah,memandangi senja yang bungkam Menantimu datang tanpa payung,setelah hujan reda

Pulanglah Rohingya

sumber:  theguardian.com Menjelajahi lautan nan luas dan membiru demi perlindungan bernama suaka,karena mereka terasing di negeri sendiri,di kalahkan oleh kaum mayoritas yang bersembunyi atas nama otoritas Hingga pada akhirnya engkau terdampar di negeri yang sedang menderita bernama Indonesia,disini lagi sibuk dengan sanak saudara,keluarga untuk naik tahta Lihat di ufuk timur Indonesia sana,masih bergelut dengan bobroknya pembangunan fisik maupun non fisik,apalagi kalian hanya bangsa asing dari negara tetangga Pulanglah rohingya negeri ini tak pantas untuk kalian mencari perlindungan,banyak pemain akrobatik yang senang bersandiwara dengan janji-janji suci yang labelnya pencitraan di negeri ini Karena negeri mu lebih indah,tantanan negeriku hancur oleh maling yang sedang memakai kain mahal,rapi nan elok seolah suci namun bau busuk Puianglah di negerimu,langitmu lebih elok,langit ku sedang ternoda dengan eksploitasi dari para tirani

Malam Kelabu

   sumber: garmolinapintura.blogspot.com                                           Malam begitu kelabu,gelap semakin tenggelam di bawah awan hitam ,terbayang indahnya rembulan rinai rintik hujan yang telah kau ceritakan kemudian engkau berjalan menyusuri setapak demi setapak melewati lembah,lalu kita bertemu diperaduan semesta bernama kerinduan Kemarilah sayang,akan kuberikan engkau kecupan biarlah ilalang dan rerumputan menjadi saksi bisu percumbuan ini malam pun semakin kelabu,engkau telah nyatakan rindu terlampau dalam,namun kebisingan yang kau gelisahkan kian menerpa yang datang bersama kenangan. Lepaskanlah sayang,ada malam yang menantimu disana,semoga engkau cepat menepi di hati,sebelum terisi oleh rinai gerimis kota ini

Bangsa Yang Dilema

   sumber:  vk.com                                                            Wahai ibu pertiwi Bangsa ini gelisah Melihat mantra korupsi menghiasi negeri Sementara banyak generasi hari ini tak bisa menikmati eloknya negeri sendiri Romansa bangsa tak lagi terasa Ideologi negara hanya menjadi pajangan istana Wahai Indonesia Masa depan bangsa masih tanda tanya Ada apa denganmu bangsa ku Keadilan seolah menjadi tirani bagi papua Sementara alamnya engkau eksploitasi sesuka hati Layak kah di sebut nusantara,seolah Indonesia hanya pulau jawa

Senja Ufuk Timur

sumber:  travelmaddisonblog.womenbest.ru Romansa rindu yang terbit menjelang senja di cakrawala engkau telah di bangunkan oleh percikan embun yang membasahi pelupuk mata sayumu, di lamunanku kau berdiri menatapku, bersadar di antara pinus-pinus yang berguguran menyaksikan dan melepaskan percikan rindu di keabadian semesta. Ingatkah engkau? betapa  rindu sedang menggerogoti jiwa syahdu ku di saat ufuk timur sedang menyapa bumi yang sedang terbangun dan aku pun ikut terbangun oleh kecupan manis dari bibir mungilmu, membasahi rindu yang amat pedih dalam tubuh dan jiwaku.