Skip to main content

Posts

Showing posts from January, 2020

Suara dari Tangkeno

sumber:  behance.net 1/ pada teluk Buton—angin berkelabat memecah keheningan dan kesejukan cicit burung menemani merangkai malam kita hingga pagi tandang kau memandangi Watu Sangia samb il menyeka air matamu membayangkan keangkuhan kota yang terlalu sibuk dengan kelakar semakin mengakar kata-kata kasar bertebaran  digerus ombak dan siut angin  diterbangkan hingga jauh 2/ di kaki Watu Sangia anak-anak Tangkeno bercengkrama tanpa beban apa-apa tanpa bertanya; agamamu apa kau timur atau barat selatan atau utara 3/ sesekali mereka memainkan Lolu Alu sambil menggoyangkan sebilah bambu di tangannya yang suci tidak ada raut kepedihan di wajahnya ia berbahagia berbahagia 4/ di negeri awan yang gulita keramahan ialah teman paling berharga—selain kesepian itu, katamu ia menerangi asal dan memerangi perbedaan 5/ ketamakan kedinginan ditiup angin Kabaena menusuk tulang yang tualang ke negeri tenggara 6/ pada alun tubuh ya

Perjalanan-Perjalanan yang Tak Pernah Selesai

sumber:  behance.net Ketika penghujung desember tiba, ada begitu banyak hal-hal yang dapat membawa saya ke tahun-tahun yang lalu, ke bulan-bulan lalu dan hari-hari yang telah berlalu. Desember membawa saya, kita atau barangkali kau juga untuk mengingat, merenung, dan merefeklsi hari-hari, bulan-bulan dan tahun-tahun yang telah kita lalui.  Tentu ada begitu banyak hal yang berubah dari diri kita; fisik maupun cara berfikir kita. Hari-hari yang telah kita lalui menjadi bermakna ketika hal itu telah berlalu, kita merindukan banyak hal; tempat-tempat yang pernah kita kunjungi, orang-orang yang kita kenali, kisah-kisah yang membentuk diri kita, momen-momen penting dalam hidup kita, hari-hari bersejarah, cerita-cerita penuh tangis, hari-hari penuh tawa. Tahun 2010 tepat sepuluh tahun yang lalu saya baru saja tamat Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang belum mengenal banyak hal seperti internet salah satunya. Sepuluh tahun yang lalu itu, saya jalani tanpa listrik dan jarin

Membalas Sajak Nguyen Van Dinh

sumber:  jypg.net “ Humanity is not a theory but an action.  Indonesian people have done to us Vietnamese refugees”. Nguyen Van Dinh Nguyen jatuh berderai menjadi laut, menjadi sungai menjadi manusia layar menembus lipatan ombak, cuaca kelam, terik beriak di laut china selatan. Ia melaju jauh waktu berlayar tegang  waktu itu genderang perang ditabuh di seluruh pantai  jangkar dilemparkan dibuntuti resah, prahara  kecemasan yang membara. waktu itu laut kejam menumbangkan seorang anak kecil wanita tua, pemuda lapar, orang-orang hiper Nguyen penuh harap pada sisa nafas tidak ada lagi batas teritorial negara  ia dilenyapkan jarak antar benua, samudera, garis khatulistiwa menggelayut dengan denting jam dinding berpaut dengan maut. perahu melaju menuju galang menjadi rumah kedatangan orang Vietnam   Nguyen tinggal diam membatu di belantara karang  dengan perahu, gelas berisi teh panas, semangkok keramahan  ia diredam amarah, darah