Jalan terjal yang telah kau tempuh begitu lama, menguras banyak tenaga, begitu banyak air mata yang tertumpah di antara semua tawa dan senyum yang selalu kulihat. Aku membenci menjadi dewasa. Menjadi dewasa seringkali membuat air mata tertumpah. Aku membenci mencintai, tetapi bukankah kita hidup karena sebuah cinta yang tertanam begitu dalam?
Tidak ada satupun perjalanan yang mudah dilalui. Tubuh ini mungkin telah lelah kau campakan begitu saja, yang tersisa hanya foto-foto kenangan kita. Setiap sudut di kota ini, di sana, ada kau sedang duduk dan menyapa dan menyakan begitu banyak tentang rencana-rencana kita yang kini telah menjadi ingatan masa lalu.
Apakah kau masih mengingatnya?
Genggaman tangan mungkin terlepas dari dirimu, aku terus menjalani hari-hari dengan penuh kesibukan, ketika ingin tertidur, aku selalu merindukan kau yang begitu jauh tetapi juga begitu di dalam diri.
Kemarin, saya berulang tahun, apakah kau mengingatnya?
Tidak ada kebahagian di bawah kolong langit ini tanpa kesedihan. Kita hanya perlu terus melewati satu persatu fase-fase krisis. Kini setelah berbulan-bulan aku larut dan tenggelam dalam kesedihan, kutanamkan pada diri sendiri, mungkin, sudah saatnya saya mencintai diriku sendiri, lebih dari mencintai dirimu.
Apakah kau tahu apa yang sedang kualami di sini?
Malam-malam tanpa memikirkan semua hal tentangmu adalah seperti malam tanpa bintang. Tak ada hal pun yang dapat terlihat. Kau tahu begitu banyak pundak yang datang untuk memberiku tempat bersandar, ia bersedih melihat seorang perempuan menjatuhkan airmatanya.
Pernah suatu waktu saya ingin menyerah dengan keadaan, tetapi, saya mesti tetap tumbuh, saya mesti memberi cahaya untuk terus menerangi ayah dan ibuku yang begitu jauh namun begitu dekat. Jika kau adalah lelakiku yang akan merawatku kelak ketika menua,
Makassar, September 2020.
Jarang sekali dapat sajak dari penulis laki-laki dengan sudut pandang perempuan. Tidak terlalu meromantisasi penderitaan patah hati, pada akhirnya yang sudah hancur masih bisa untuk kembali membaik. Kereeeeeeen.
ReplyDeleteTerima kasih telah membacanya, salam hangat.
Delete