Skip to main content

Posts

Showing posts from September, 2019

Hal-Hal Sederhana yang Membuat Anak Membaca

Dua puluh tahun yang lalu di sebuah desa terpencil di pedalaman Sulawesi. Saya dilahirkan oleh orangtua yang akrab dengan buku, saya diajari merangkak, diajari berjalan, diajari membaca huruf-huruf abjad a,b,c,d,e dan seterusnya. Orangtua saya begitu akrab dengan buku, terlebih buku-buku bahan ajar, karena waktu itu Ayah saya adalah salah seorang Guru di kampung saya yang jauh dari Perpustakaan Daerah, apalagi toko-toko buku.  Di rumah itulah saya mulai mengenal, bergaul, bercengkrama dengan sesuatu bernama buku. Karena pada usia 6-12 Tahun seorang anak, mudah sekali meniru apa yang dilihat, apa yang dilakukan orang-orang terdekatnya, misalnya orangtuanya. Orangtua saya selalu menyempatkan waktunya untuk membaca buku di rumah setiap akhir pekan. Di rumah ada begitu banyak bahan bacaan; buku, majalah, koran dan lainnya. Waktu itu saya selalu penasaran dengan semua hal yang ada di dalamnya. Akhirnya saya mulai membaca dengan niat untuk mengisi waktu luang dan tentu untuk men

Ulang Tahun Pendengar Coldplay

sumber:  coldplayart.imobileappsys.com Usia adalah air sungai yang akan bermuara di laut lepas yang seringkali lupa kita syukuri. 21 tahun adalah usia dimana kau telah cukup jauh melangkahkan kaki, meraba banyak benda,  melihat banyak pelajaran hidup yang penuh kepalsuan ini — tentu saja ada tawa dan kesedihan di sana. Kau melewati jalan terjal yang berliku, harapan tentang kedewasaan bukan dipungut oleh usia yang semakin bertambah terus menerus setiap waktu, ia tertanam di kepala kau sendiri.  Tumbuhlah dengan tidak menyebalkan lagi   T ulisan di atas kukirimkan sebagai ucapan ulang tahunnya yang telat sehari untuk kusampaikan padanya. Saya mengetahui hari ulang tahunnya, saya sengaja untuk berlama-lama menyampaikan hal itu padanya agar saya terlihat menjengkelkan, menyebalkan dan seterusnya. Saya lebih suka menyampaikan hal-hal seperti ini di akhir-akhir. Saya menolak sama di hadapan banyak orang. Ternyata dugaanku benar adanya, 13 September 2018 saya mengirimkan cha

Mengunjungi Tanah Banua Itu

sumber:  https://tanjand.livejournal.com Catatan perjalanan 1: S aya selalu mempunyai angan-angan untuk bertemu dengan orang-orang yang baru di tempat yang jauh dari tempatku menghabiskan banyak hal. Di kepala saya itu yang selalu hadir dan tertanam. Dua minggu yang lalu, saya mengunjungi tanah Borneo untuk pertama kalinya dalam hidup saya — setelah saya berumur 24 tahun — kau membayangkan betapa lebaynya saya, kan. Hal itu kemudian memaksa saya untuk menuliskan catatan pendek ini, sebab ingatan saya seringkali melewatkan hal-hal yang sungguh sederhana, hal yang pernah kulalui. Karena hal itu saya perlu menggambarkannya di sini, tentu saja dengan pengambaran lewat teks yang belum tentu akan kaubaca sampai selesai. 30 September 2018, tepatnya di hari Jumat, saya diantar oleh seorang kawan menuju Bandara Internasional Sultan Hasanuddin Makassar yang terletak di Maros (seperti kata pramugri jika pesawat akan landing di bandara itu). Pukul 11 lebih 25 menit WITA saya ber

Kota Hijau di Paru-Paru Dunia

sumber:  blog.thomasnet.com Pemindahan Ibu Kota Negara ke Kalimantan bukan hanya sekadar pemindahan pusat pemerintahan dari Jakarta, tetapi, lebih dari itu. Pemindahan Ibu Kota Negara tentu akan menghasilkan dampak positif di masa depan. Baik bagi Jakarta atau Kalimantan. Selama ini, semua aspek kehidupan berpusat di Jawa.  Hal itu kemudian menimbulkan ketimpangan secara ekonomi. Jika kita bandingkan Indonesia bagian barat dan Indonesia bagian timur. Dari semua aspek, bagian timur justru lebih tertinggal dari barat, kecuali sumber daya alamnya. Ditambah lagi persoalan Jakarta yang begitu kompleks. Persoalan lingkungan, sistem transportasi yang buruk dan kelebihan populasi penduduk. Pemindahan Ibu Kota Negara setidaknya dapat mengurangi beban Jakarta dan dapat menumbuhkan perekonomian baru di Kalimantan dan Indonesia bagian timur, tentunya. Kota Hijau yang Terintegrasi sumber:  dribbble.com Ibu Kota Negara yang direncanakan dengan matang baik dari seg

Surat Terakhir

sumber:  dribbble.com Belum sempat aku ucapkan beberapa hal kau begitu bungkam dariku aku merindukan dekap tubuhmu ingin menanyakan kabar tentang dirimu tentang kesepakatan kita malam itu namun kau benar-benar menolak untuk dirindukan Aku bertanya-tanya pada diri sendiri ah, sudahlah. Barangkali, aku ialah sebuah harapan yang tak pernah jelas memaknai perasaan-perasaan tak mampu menghadiahkan kecupan-kecupan pada kening padahal inginku sederhana; izinkan aku meminjam bahumu sejenak Aku mengutarakan beberapa hal yang membuatku resah, lelah, gundah tak berarah untuk segara kaubaca juga pahami bahwa semua rindu pasti pulang pada pemiliknya.